Bismillah,
Tadi siang saya baru selesai membaca sebuah buku yang berjudul "Dunia Anna", novel karya Jostein Gaarder yang bercerita tentang perubahan iklim dan dampak pemanasan global. Tiba-tiba bulu romaku bergidik membayangkan bumi 50 tahun kemudian seperti yang dikisahkan di novel ini. Kerusakan alam yang disebabkan oleh manusia sendiri menyebabkan mereka di masa depan kesulitan mencari sumber makanan akibat banyaknya sampah plastik yang terkubur di bumi.
Berbicara tentang perubahan iklim, kita bisa merasakan dampak nyatanya sekarang yaitu cuaca ekstrem. Akhir-akhir ini kita bisa merasakan cuaca yang sangat terik saat beraktifitas diluar. bahkan di dalam rumahpun saya sering kepanasan, padahal sudah pakai kipas dan air cooler..
Dampak Perubahan Iklim Saat Ini
Menurut info yang saya dapatkan di CNBC Indonesia, penyebab suhu tinggi di Indonesia disebabkan oleh 3 hal. Pertama, karena adanya anomali iklim El-Nino yang dipengaruhi suhu muka permukaan laut pasifik di ekuator bagian timur yang berakibat pada minimnya pembentukan awan hujan di Indonesia.
Kedua, karena adanya anomali iklim di Indian Ocean Dipole (IOD) positif di wilayah Samudera Hindia di ekuator bagian barat. Ini juga menyebabkan minimnya pembentukan awan hujan di Indonesia. Nah karena minimnya pembentukan awan hujan, penyinaran matahari di wilayah Indonesia di selatan ekuator langsung ke bumi tanpa ada tameng pelindung berupa hujan. Sehingga penyinaran itu lebih intensitas penyinaran matahari lebih kuat.
Dan ketiga, cuaca panas menyengat kali ini dipengaruhi angin dari Australia yang lebih kering. Menyebabkan musim kemarau kali ini lebih menyengat. Kondisi fenomena panas terik diprediksikan oleh BMKG masih terus berlangsung hingga November ini.
Selain cuaca panas yang menyengat, dampak perubahan iklim juga mempengaruhi berbagai aspek alam dan kehidupan manusia, diantaranya:
1. Kualitas dan kuantitas air
Perubahan Iklim membuat jumlah air pada atmosfer meningkat yang kemudian meningkatkan curah hujan. Meski kenaikkan curah hujan dapat meningkatkan jumlah sumber air bersih, curah hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan tingginya kemungkinan air untuk langsung kembali ke laut. Jadi, air tak akan sempat tersimpan dalam sumber air bersih untuk digunakan manusia. Selain itu, kenaikan suhu juga mengakibatkan kadar klorin pada air bersih.
2. Banyak spesies yang punah
Banyaknya bencana alam akibat perubahan iklim seperti banjir maupun badai, membawa perubahan habitat yang menjadi rumah berbagai spesies di bumi.
3. hutan,
Gelombang panas yang terjadi akibat perubahan iklim bisa menyebabkan kebakaran hutan. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selama periode Januari-Juli 2023 luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sudah mencapai 90.405 hektare (ha).
4. kesehatan,
Nyamuk penyebab malaria dan demam berdarah berkembang biak di cuaca panas dan lembab yang disebabkan oleh perubahan iklim, sehingga wabah penyakitpun meningkat.
5. ekosistem wilayah pesisir.
Permukaan air laut yang meningkat menyebabkan bergesernya batas daratan didaerah pesisir yang kemudian akan menenggelamkan sebagian daerah pesisir.
Fakta-fakta Perubahan Iklim
Seperti yang kita lihat sekarang, perubahan iklim adalah masalah nyata bagi keberlangsungan hidup manusia. Untuk yang masih bingung, apasih itu perubahan iklim? Berdasarkan UU No. 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atau tidak langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.
Berikut fakta-fakta soal perubahan iklim
1. Meningkatnya suhu global
Ditemukan bahwa suhu global pada Januari-September 2023 adalah 0,52 derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata. Suhu bulan September juga lebih panas dibandingkan sembilan bulan pertama tahun terpanas, 2016, sebesar 0,05 C. Suhu rata-rata global sepanjang tahun ini adalah 1,40 C atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata suhu pra-industri antara tahun 1850 dan 1900.
Meskipun angka peningkatan suhu global ini terlihat kecil, yaitu hanya 1 derajat celcius, namun dampaknya terhadap lingkungan ternyata luar biasa besar. Peningkatan 1 derajat Celcius saja bisa mengakibatkan cuaca ekstrem seperti siklon tropis, hujan ekstrem, angin kencang/puting beliung, gelombang tinggi, yang dapat memicu banjir, banjir bandang, tanah longsor dan bencana hidrometeorologi lainnya.
2. Persentase Karbon dioksida (CO2)
Bertambahnya gas-gas rumah kaca di atmosfer (lapisan gas yang yang menyelimuti bumi) menyebabkan terjadinya efek rumah kaca secara global. Persentase karbon dioksida di atmosfer Bumi telah menjadi yang tertinggi pada Juli 2021. Ini berarti ada lebih banyak karbon dioksida di atmosfer daripada sebelumnya.
Di Observatorium Mauna Loa di Hawaii, tempat pencatatan karbon dioksida modern dimulai pada tahun 1958, rata -rata karbon dioksida tahunan pada tahun 2022 adalah 418,56.
Tapi alhamdulillah tahun 2023, PLN berhasil menurunkan emisi karbon sekitar 50 juta ton CO2. Akselerasi yang dilakukan PLN untuk mencapai Net Zero Emission patut diapresiasi.
3. Sampah plastik yang menggunung
Program Lingkungan PBB mengungkapkan manusia menghasilkan hampir 400 juta ton sampah plastik per tahun. Ini hampir setara dengan berat seluruh populasi manusia. Apakah Fenomena yang ada dalam novel "Dunia Anna" akan terjadi? ngeri.
Kelompok lingkungan melaporkan bahwa jumlah sampah plastik yang dihasilkan pada awal 2000-an meningkat lebih banyak dalam satu dekade dibandingkan dengan 40 tahun sebelumnya.
Di seluruh dunia, 1 juta botol plastik dibeli setiap menit dan setengah dari semua plastik yang diproduksi dirancang untuk tujuan sekali pakai.
Pada tahun 2050, produksi global plastik primer diperkirakan mencapai 34 miliar ton. Bayangkan sebanyak apa sampah itu ya Allah.
4. Permukaan air laut yang meningkat
|
Pict by Pexels.com |
Permukaan laut rata-rata diperkirakan akan naik 1,5 meter sebelum akhir abad ini. Terumbu karang menjadi hancur dan gletser akan terus mencair karena suhu akan terus meningkat.
Hingga saat ini, level permukaan air laut telah meningkat 10 cm sejak pencatatan pertama kali dilakukan.
Meskipun angka tersebut terbilang kecil, namun terdapat faktor lain yang menjadi resiko bahaya bagi penduduk di pesisir pantai. Tingginya konsumsi air tanah pada pemukiman mengakibatkan penurunan level permukaan tanah. Penduduk pesisir harus bertarung melawan waktu sambil menunggu kombinasi dari mencairnya es di bumi, meningkatnya permukaan air laut dan menurunnya permukaan tanah lambat laun menenggelamkan rumah-rumah mereka.
Hutan Adalah Penyelamat Bumi dari Perubahan Iklim
Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Proceedings of Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional, seluruh hutan di dunia menyerap sekitar sepertiga emisi tersebut. Hutan tropis sangat penting dalam memerangi perubahan iklim sehingga dapat menyerap hingga seperlima emisi bahan bakar fosil manusia dan mungkin menjadi lebih efektif seiring dengan meningkatnya konsentrasi CO2 di atmosfer.
Semua hutan, terutama hutan tropis lebat, sangat baik dalam menangkap dan menyimpan karbon. Para ilmuwan menyebutnya “ penyerap karbon ” karena mereka menyerap CO2 dari atmosfer, menyimpannya di kulit pohon, kayu, dan akar. Penebangan hutan mempunyai dampak sebaliknya, karena kayu yang ditebang akan terbakar atau membusuk dan melepaskan CO2 yang tersimpan kembali ke atmosfer.
Jadi, melestarikan hutan adalah kunci untuk memerangi perubahan iklim dan berkontribusi pada kesejahteraan generasi sekarang dan di masa depan.
Solusi Mengatasi Perubahan Iklim
Banyak hal kecil yang bisa kita lakukan yang semoga bisa membantu mencegah dan mengatasi perubahan iklim ini. Berikut aksi sederhanaku
#UntukmuBumiku :
- Menghemat pemakaian energi di rumah, seperti mematikan lampu di siang hari, membatasi penggunaan listrik di malam hari. Selain itu, kita juga harus bijak menggunakan air. Karena perubahan iklim akan mempengaruhi ketersediaan, kualitas dan kuantitas air untuk kebutuhan dasar manusia sehingga kita harus hemat air.
- Pelan-pelan mulai beralih ke transportasi umum atau perbanyak jalan kaki daripada naik kendaraan.
- Mengurangi, memperbaiki, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan kita. Kenapa? Karena setiap sampah yang tidak kita daur ulang akan berakhir di TPA. sampah di TPA akan membusuk dan mengeluarkan gas metana. Metana adalah salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim. Jadi, dengan menerapkan 4M ini, kita dapat mencegah polusi yang terus meningkat, menghemat energi, mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu melestarikan lingkungan.
- Kurangi penggunaan plastik atau bahan yang sulit di daur ulang. Gunakan bahan yang dapat digunakan berulang kali dan mudah diurai.
Harapan Kami, Pemuda Indonesia dalam Mengatasi Perubahan Iklim dan Perlindungan Hutan
Harapanku sebagai
#MudaMudiBumi dalam menangani isu perubahan iklim dan perlindungan hutan di Indonesia:
- Kebijakan tentang Peduli Lingkungan. Kami berharap, pemerintah Indonesia membuat kebijakan yang tegas terkait Lingkungan untuk mengurangi resiko perubahan iklim. Saya yakin dengan adanya kebijakan pemerintah bisa membuat seluruh lapisan masyarakat untuk #BersamaBergerakBerdaya sehingga perubahan iklim dapat dicegah lebih cepat.
- Menambahkan pendidikan iklim ke dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Sekolah harus lebih fokus mensosialisasikan perubahan iklim pada siswanya dan mengajak mereka untuk melakukan aksi-aksi yang dapat mengatasi perubahan iklim.
- Pemerintah mewajibkan masyarakat untuk menerapkan 4M (Mengurangi, memperbaiki, menggunakan kembali dan mendaur ulang) pada sampah. Akan lebih bagus lagi kalau sudah ada aturan untuk memilah sampah sesuai kategori seperti di negara-negara maju.
- Pemerintah membuat program rutin memberikan sosialisasi mengolah sampah organik, seperti cara membuat kompos atau biopori. Ini harus bisa menjangkau keseluruh lapisan masyarakat, sampai ke desa-desa.
- Adanya aturan hukum yang tegas tentang perlindungan hutan di Indonesia dan hukuman bagi pelaku perusak hutan.
- Kami berharap semua masyarakat Indonesia khususnya pemuda-pemudi untuk memiliki kesadaran yang kuat akan perubahan iklim ini sehingga senantiasa melakukan aksi nyata menjaga bumi.
Dear teman-teman pemuda dimanapun kalian berada, kalian tidak mau kan anak-cucu kita nanti mengalami seperti yang ada dalam novel
Dunia Anna? Maka kami butuh partisipasimu untuk menghentikan perubahan iklim. Agar kita makin semangat menjaga bumi, yuk kita bersatu di
#TeamUpForImpact untuk bergerak bersama melindungi hutan dan mengatasi perubahan iklim.
“We don’t have time to sit on our hands as our planet burns. For young people, climate change is bigger than election or re-election. It’s life or death.” -
Alexandria Ocasio-Cortez-
Kalau harapanmu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan, apa? share yuk di komentar.
***
Referensi:
https://international.sindonews.com/read/1218171/41/suhu-bulan-september-catat-rekor-tahun-2023-bakal-jadi-tahun-terpanas-dalam-sejarah-1696489848
https://sulsel.idntimes.com/science/discovery/huda-nur-prasetyo/fakta-perubahan-iklim-dunia-c1c2?page=all
https://www.tribunnews.com/nasional/2023/04/24/cuaca-panas-2023-sampai-kapan-ini-penjelasan-bmkg
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6931602/pengertian-pemanasan-global-ciri-penyebab-hingga-cara-mengatasinya.
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20220422130837-185-788331/5-fakta-perubahan-iklim-di-hari-bumi-2022-fesyen-hingga-sampah/2.
Penting sekali untuk membuat bumi sebagai sahabat. Menjaganya seperti menjaga anak cucu yang bahkan belum direncanakan tetapi pasti diupayakan.
BalasHapusSejak muda sudah menjadi sahabat bumi, maka perubahan iklim bisa diminimalisir dampaknya
Iya nih, kita sudah harus mulai mengambil tindakan untuk melindungi bumi dari perubahan iklim. Saya sendiri sekarang sudah mulai mengurangi penggunaan plastik, jadi kalau belanja dibiasakan buat membawa kantong belanjaan sendiri dari rumah.
BalasHapusPerubahan iklim sudah enggak bisa kita bilang sepele ya, kalau kita lihat situasi alam sekarang yang panasnya di atas rerata tahun kemarin. Semoga kita semakin peduli dengan rumah kita di semesta dengan menerapkan hidup yang berkelanjutan ❤️❤️
BalasHapusHarapan saya, semoga perubahan iklim ini tidak terlalu cepat terjadi sehingga efek beruntun di belakangnya bisa sedikit diredam
BalasHapusKegiatan seperti ini termasuk emberikan edukasi pada masyarakat sehingga semoga semakin banyak yang peduli, walaupun tindakan yang diambil kecil, tetapi jika dilakukan secara konsisten dan dalam jumlah banyak tentunya akan sangat berpengaruh untuk menyelamatkan bumi
Saya sedang membaca Dunia Shopie, "saudarinya" Dunia Anna. Saya tidak menyangka ternyata Dunia Anna bercerita tentang perubahan iklim. Saya pikir tentang filsafat juga. Bumi mungkin sedang marah pada manusia, ya. Akhir-akhir ini cuaca terasa panas, bahkan di kota yang biasanya sejuk. Harusnya kita semakin aware sih dengan perubahan iklim yang cukup ektrem ini.
BalasHapusSemakin ke sini perubahan iklim memang terlihat ekstrim sekali, seperti cuaca kemarau atau musim hujan yang gak bisa diprediksi sampai kapan akan berhenti. Kebiasaan buang atau bakar sampah dan merusak hutan memang faktor utama mengapa lingkungan bisa rusak parah. Para anak muda wajib banget bergerak mengubah kebiasaan ini
BalasHapusBenar, mba. Aku pun merasakan dampak perubahan iklim saat ini, salah satunya cuaca panas yang teriknya maa shaa Allah. Oleh karena itu, selain perlindungan hutan, dapat kita lakukan dari diri sendiri dengan aktif melakukan gerakan ramah lingkungan dalam sehari-hari ya, mba.
BalasHapusSuhu udara yang meningkat kerasa banget belakangan ini. Gerah dan panas sekali, padahal aku tinggal di daerah perbukitan yang -harusnya- sejuk.
BalasHapus