Perhaps you hate a thing and it is good for you, and perhaps you love a thing and it is good for you. Allah knows while you know not.
Cinta segitiga antara aku, kamu dan dia biasanya gak perlu dipusingin, cukup pilih yang terbaik diantara yang baik. beres. tapi jika memilih Allah dan kamu sang pujangga hati, masalahnya ribet.. seribet saat saya mikir nulisnya puitis atau nyante aja.
Mungkin saya harus cerita soal pengalaman dulu nih..
saya mencintai Allah, sangat mencintaNya dan menurutku Allahpun mencintaiku. Dia menyiapkan kisah yang begitu indah yang telah ku toreh dalam sejarah hidupku, namun di saat bersamaan saya merasa bersalah atas penyelewengan kata hianat yang ku terjemahkan sebagai nikmat. Selama 18 tahun saya menikmati khidmat cinta dalam rengkuhan ketaatan sebagai seorang hamba yang mencintai TuhanNya, hinggah tiba saat cintaNya menguji kesetiaanku dalam kesendirian dan kesulitan yang nyaris membuatku tak berdaya oleh rasa sedih dan kekufuran, seorang hamba Allah pun datang dengan penuh ketulusan dan kelembutan memberiku perhatian dan kasih sayang yang memang saya butuhkan, menguatkan dalam kelemahan, membangkitkan dari keterpurukan, dan menuntun dalam ketakwaan.*uhuk*
saya merasa tak ada yang salah dalam kedekatan kami, dia memberi angin segar dalam dakwah dan ibadahku, dia juga mampu mengisi kekosongan hati dan menghapus rindu yang membebaniku saat jauh dari keluargaku, dia mampu menjadi teman baikku, menjadi sahabat yang menyayangiku, kakak yang melindungi dan menjagaku, serta kekasih yang mencintaiku dengan tulus dan tanpa syarat. Menerima setiap kekuranganku dan memaafkan setiap kesalahanku. Dan tanpa ragupun saya mengaku telah mencintainya dan memintanya pada yang maha kuasa, tanpa pernah kusadari Dia telah cemburu dan kecewa padaku yang dulu berjanji akan menjaga hati ini tetap suci hinggah akad tiba nanti, namun saya terjebak dalam ujian cinta saat melewati perjalanan takwa menuju padaNya, saya terjebak dalam cinta suci yang kusebut mampu mendekatkan cintaku padaNya, dan membawaku pada pilihan yang sulit. menerima cintaNya atau tetap mengejar cintaNya dalam kelalaian cintaku yang sesungguhnya itu tidaklah halal dan selalu membuat imanku merintih perih. Namun bukankah cinta tertinggi hanyalah milikNya? Lalu mengapa harus bingung. Hatiku mulai protes, yaa mungkin saya harus mengambil keputusan dan mulai bersabar untuk meninggalkan cinta yang bagiku menyamai keindahan syahdunya malam-malam ramadhan ditiap akhir sujudku. Hingaa sesuatupun terjadi, saya tidak tahu itu ujian atau teguran, kamu yang kusebut sebagai cinta didalam hatiku tiba-tiba meninggalkan tanpa alasan yang jelas. Saya bahkan tak ingin mengingat bagaimana pesan teks darimu itu membuat setiap titik syarafku melemah tak berdaya. Dadaku bergemuruh, mataku berkaca dan hatiku terenyuh pilu. *edisi lebay*
Apa Hikmahnya?
Saya jadi tahu bahwa perlahan namun pasti, rasa cinta akan memudar dan menghilang. Hal ini sebenarnya wajar terjadi karena cinta kepada manusia memang bisa berubah, ada masa berlakunya, kecuali Allah ridha cinta untuknya selalu ada dalam hatimu.
Jatuh hati memang tak ada salahnya, yang salah adalah ketika hati kita dikotori dengan cinta yang tak halal. Jika seseorang jatuh hati kepada orang lain dan berniat ingin menjalin hubungan dengan cinta yang halal serta berumah tangga, wajib hukumnya mereka menikah secara sah, agar tak ada hati yang terkotori oleh perasaan yang membuat hati menjadi galau dan tak menentu. Di dalam islam, kita diajarkan untuk menjaga pandangan. Begitu pula dengan hati, kita harus menjaganya dari segala yang dilarang olehNya, salah satunya dengan tidak “PACARAN” (Triangle of Love:Allah, aku & kamu hal.126)
(picture by : google) |
Jgn jatuh cinta berlebihan aja dg yg namanya makhluk ciptaan Allah, selain karna yg berlebihan itu tdk baik, jg karena Allah itu pencemburu...
BalasHapusSubhanallah wal hamdulillah
:)
BalasHapuskarena alasan begitu juga, aku sering nahan diri untuk tidak berpacaran, tiap kali ada keinginan "nembak", selalu kepikiran tentang "trus, setelah itu apa?" "mau ngapain?" "bla..bla..."