Quantum Ikhlas : The Power Of Positive Feeling


“Ukuran sukses sejati terletak pada kemampuan Anda merasakan perasaan bahagia.”
–Erbe Sentanu. Hal 106-

Dulu aku sering bertanya tanpa mendapatkan jawaban: kenapa semakin kita berusaha untuk berpikir positif, perasaan stres semakin kuat?. Sekarang aku tahu. Itu karena perasaan tidak mengikuti pikiran, melainkan pikiranlah yang mengikuti perasaan. Kurang lebih itu poin utama yang bisa kutangkap dalam buku ini.

Judul: Quantum Ikhlas
Penulis: Erbe Sentanu
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Cetakan ke 33: April 2013
Jumlah Halaman: 236


Quantum Ikhlas merupakan buku bergenre Self Help yang antimainstream, ditulis oleh Erbe Sentanu, member of Global Spiritual Computing Research Group. Beliau juga merupakan personal transformation coach dan Corporate Soul Consultant di berbagai perusahaan besar.

                Kebanyakan para motivator atau buku-buku Self Help lainnya menganjurkan kita untuk mengendalikan ketakutan atau pikiran negative dengan berbagai trik sikap mental dan cara berpikir positif yang justru menimbulkan konflik batin. Padahal tanpa disadari, energy apapun yang ditekan akan balik menekan sebesar kekuatan kita menekannya. Pikiran negative itu akan terlihat seperti teratasi ketika kita mencoba berpikir positif, nyatanya sebenarnya tidak. Pikiran negative itu hanya mengendap dibawah alam sadar, sehingga ketika pikiran positif terkulai lemah maka pikiran negative akan muncul kembali.

                Itulah kenapa banyak yang stress karena merasa sudah berpikir positif tapi tak kunjung sukses. Kalaupun sukses, ia tak bisa menikmatinya. Karena pikiran dan perasaannya tidak sejalan.
Dalam hal berpikir positif, ini disebabkan oleh adanya dua jenis pikiran yang saling bertentangan dan dipaksakan untuk dijalankan. 
Ketika seseorang berpikir (dengan sadar) : Saya ingin sukses, sesungguhnya dalam hati (bawah sadar) : Saya tidak sukses! karena itu saya ingin sukses. 
Ingat,perasaan bawah sadar lebih kuat 88% dari kekuatan pikiran sadar yang hanya 12%, sehingga tiap kali ada pertentangan maka yang kuatlah yang menang.

                Jadi bagaimana solusinya? Setelah membaca buku ini, kunci rahasianya yang kupahami hanya satu: kita harus ikhlas. Karena ikhlas membuat perasaan tenang, dan perasaan tenang otomatis membuat pikiran positif. Itulah mengapa kukatakan buku ini antimainstream, karena baru kali ini kudapati buku yang tidak berfokus pada positive thinking.

“Semua yang terjadi diluar adalah serupa dengan didalam diri manusia, yaitu pikiran dan perasaannya.”
-Charles Brodie Patterson, 1899. Hal. 55-

Dan sesuai dengan tagline buku: tekhnologi aktivasi kekuatan hati, buku ini mengantarkan kita pada kesuksesan dan kebahagiaan sejati dengan fakta-fakta ilmiah, metode dan tekhnologi untuk berada dalam zona ikhlas dengan mudah.

                Intinya,  buku ini menukik jauh melampaui kekuatan Berpikir Positif, untuk mengakses daya terbesar manusia yaitu kekuatan Perasaan Positif dari dasar hati yang Ikhlas. Jujur saja, sebagai penggemar buku-buku self-help, inilah buku pertama yang benar-benar membantuku dalam mengatasi segala kecemasan hidup dan membawaku pada pencerahan baru dalam meraih kesuksesan sejati dengan mengandalkan kekuatan Ilahi.

                So, kalian ingin merubah diri menjadi lebih baik? Ingin sukses dan bahagia? Saranku, baca buku ini. 
Buku ini akan membantumu menemukan kesejatian diri dan kebahagiaan yang hakiki. Bukankah bahagia itu yang namanya sukses dan merupakan tujuan hidup kita selama ini?

Selamat membaca, selamat menemukan dirimu yang baru :)





---
Sumber gambar: googreads.com

3 komentar untuk "Quantum Ikhlas : The Power Of Positive Feeling"

  1. susah banget tapi untuk ikhlas, secara realnya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ikhlas emang gak semudah yang dibicarakan sih tapi bukan berarti kita gak bisa melakukannya. Saya sendiri biar bisa ikhlas banyak-banyak berdoa dan menyibukkan diri fokus ke Allah, alhamdulillah rasanya jadi ikhlas apapun yang terjadi dalam hidup saya :D

      Hapus
  2. Buku yang bagus dan perlu dicari nih ...

    Menurutku, Ttlak ukur kebahagiaan seseorang itu sebetulnya terletak di dalam pikirannya sendiri.
    Bisa nrimo apa adanya ya terasa happy ..tapi kalau ngga, ya pasti bakalan jadi depresi.
    Betul kan 🙂 ?

    BalasHapus