Ibu kita KartiniPutri sejatiPutri IndonesiaHarum namanya
Ibu kita KartiniPendekar bangsaPendekar kaumnyaUntuk merdeka
Wahai ibu kita KartiniPutri yang muliaSungguh besar cita-citanyaBagi Indonesia ~~
…
Tidak sedikit dari kita yang hafal lagu wajib nasional ini, tapi tidak banyak dari kita yang tahu tentang sejarah kartini. Dibuktikan dengan banyaknya diantara kita yang masih tidak tau kalau kartini meninggal di usia 25 tahun, itulah kenapa fotonya selalu gambar gadis ayu, berbeda dengan R.dewi sartika yang gambar ibu-ibu. *ini juga aku baru tau tadi ya,hhii*
Untuk yang masih belum tau banyak tentang kartini, bolehlah sejenak tengok biografi beliau disini atau ke Gramed langsung beli buku biografi Kartini biar dapat informasi dari tangan pertama mengenai perjuangan Kartini, bukan sekedar membaca opini yang sulit dilepaskan dari subjektivitas penulisnya. Dan yang paling penting adalah biar enggak buta sejarah.
Kenapa enggak boleh buta sejarah?sebagai wanita, kita menjadi tempat pertama anak-anak kita kelak untuk bertanya, tempat bertanya dengan harapan memberikan jawaban. Ada yang bisa bayangkan ketika anak kita bertanya dan kita menjawabnya “mama nggak tau” ?.
jadi, sebagai sekolah pertama bagi anak-anak kita, seorang wanita harus berwawasan luas, pintar, cerdas, mandiri dan tentunya berakhlak mulia. Karena hidup terlalu keras jika hanya mengandalkan kecantikan!
Mari menjadi Kartini modern yang bisa menginspirasi orang lain. Yang tidak lagi galau-galau soal hubungan yang gak jelas apalagi cinta yang belum halal. Akan tetapi, galau karena ilmu pengetahuannya yang masih dangkal. Sehingga menjadi gemar membaca juga menulis yang bermanfaat. Seperti Kartini yang selalu semangat tiap kali kakaknya, Sostrokartono membawakan buku bacaan untuknya, lalu kemudian menulis dan berbagi banyak hal dengan sahabat-sahabat penanya.
Karena membaca dan menulis adalah inspirasi dari Kartini yang sepertinya paling mudah untuk di aplikasikan, mari terus antusias melakukan kebaikan lewat bacaan dan tulisan. Semangat memintarkan diri! Selamat hari Kartini;)
Banyak yang ingin meneladani ibu Harum. Sayang kebanyakan mereka telat.
BalasHapus